Makna tahun baru islam
Seperti yang kita ketahui bulan muharram dikatakan sebagai awal tahun hijrah, mengapa demikian?
Dalam Qs. Al-Taubah 36-37 menjelaskan bahwa Allah menetapkan hitungan dua belas bulan setiap tahun yang tercatat di lauh al-mahfudz. Dari 12 bulan itu Allah, menetapkan empat bulan yang “suci” (hurum).
Bulan tersebut adalah, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab ( Tafsir al-Qurthubi dan Tafsir Ibn Katsir atas ayat at-Taubah : 36)
Dari penjelasan singkat di atas bahwa arti “Muharram” adalah sebagai bulan yang suci. Hal ini seperti Negeri Makkah disebut sebagai tanah “al-haram” atau tanah yang suci. Jika kita merujuk pada kata dasar “haram” sendiri berarti “yang dicegah”, yang dicemburui”, atau “pasti dijaga”.
Bulan muharram adalah bulan yang mulia, bulan suci, dan bulan yang dijaga, sehingga pada bulan itu, manusia diperintahkan untuk memperbanyak ibadah.
Sementara dalam implementasinya mengenai bulan Muharram terdapat amal ibadah lain yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia sebagai berikut :
- Ibadah akhir tahun dan awal tahun
Karena bulan Muharram disebut sebagai awal bulan pemulaan tahun sedangkan bulan Dzulhijjah disebut sebagai bulan terakhir atau penutup tahun. Adanya momentum pergantian tahun seperti ini, masyrakat Indonesia melasanakan beberapa bentuk ibadah, seperti : Berpuasa pada akhir bulan Dzulhijjah, melaksanakan sholat sunnah dan membaca do’a akhir tahun.
- Ibadah malam dan hari Asura’
Terdapat beberapa ritual yang populer yang di laksanakan pada hari Asura atau hari ke sepuluh bulan muharram, terdapat 12 jenis ibadah yang dilaksanakan seperti ibadah : sholat sunah, puasa sunah, silahturahmi, sedekah, mandi, bercelak, mengunjungi orang alim, menjenguk orang sakit mengusap rambut kepala anak yatim, meluaskan kebutuhan (nafkah) dengan derma (bentuk populernya kendurian), memotong kuku, dan membaca surat Al-Ikhlas 1000x (Hasiyat I’anat al-Thalibin, jl. II, hlm. 267).
Keistimewaan Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram
Bulan Muharram merupakan bulan yang istimewa karena didalam bulan ini terdapat Hari Raya dari anak-anak Yatim atau disebut juga Idul Yatama. Hari Raya anak-anak Yatim / Idul Yatama ini bertepatan pada tanggal 10 Muharam. 10 Muharram ini juga disebut sebagai “Hari Raya” yang digunakan untuk bergembira dengan shadaqah”. Hari raya ini sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Maka pada hari raya ini memiliki keutamaan diantaranya untuk memberikan makanan kepada para faqir.
Keistimewaan Bulan Muharram sebagai sistem penanggalan bulan pertama dalam kalender hijriah sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, di bulan Muharram salah satu ibadah yang bernilai pahala besar adalah membelai anak-anak yatim yang diartikan sebagai bentuk untuk menyantuni anak yatim. Maka membelai anak yatim di bulan Muharram itu luar biasa. Satu helai rambut seperti ukuran bersedakah satu qirath. Satu qirath itu hitungannya Gunung Uhud. Momentum di awal tahun baru umat islam ini diniatkan dengan tujuan menjadi lebih baik dan mengharapkan ridha Allah SWT dengan memperbanyak amalan beribadah.
Menyantuni anak yatim merupakan bentuk amal jariyah yang tidak terputus. Karena amalan ini memiliki dampak yang sangat besar sehingga ganjarannya pun luar biasa. Sedekah yang diberikan kepada anak yang telah kehilangan orangtuanya ini dapat membantu mereka dalam mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Solikhin, M. (2010). Misteri Bulan Suro Prespektif Islam Jawa. Jakarta: Penerbit Narasi.